Description
Buku ORI Republika Penerbit
Spesifikasi
Kategori : Buku Novel
Ukuran : 15 x 23
Jenis Kertas Sampul: FC, art paper, 150 gr
Jenis Kertas Isi : BW, bookpaper, 55 gr
Role model Pegawai Negeri Sipil Indonesia. Segera difilmkan.
“Saya membayangkan, ketika orang menonton film ini akan dapat menemukan role model seorang pegawai negeri di Indonesia semestinya. Selama ini kita tahu bagaimana seorang tentara yang ideal seperti Jenderal Soedirman, polisi yang ideal seperti Jenderal Hoegeng, tetapi pegawai negeri yang ideal belum begitu menonjol. Padahal sejak kecil, saya kerap mendengar anak-anak yang orangtuanya berprofesi pegawai negeri. Artinya pegawai negeri ini sangat dekat dan melekat dalam kehidupan keseharian masyarakat. Tetapi pegawai negeri belum ada pahlawannya,”
—Hanung Bramantyo, Sutradara.
Pada dasarnya aku benci pelanggaran. Praja yang sengaja menyimpang dari ketentuan, artinya telah mengkhianati Negeri ini. Karena seluruh fasilitas pendidikan yang mereka peroleh berasal sepenuhnya dari uang rakyat Indonesia. Itulah makanya, aku kerap menyemprot mereka, “Sekolah enggak bayar aja sombong. Gombal kalian!”—
Bila ada sosok yang ditakuti, disegani, dan sekaligus dihormati di lingkungan APDN Malang, STPDN, dan IPDN Jatinangor, maka ia adalah Indrarto. Dengan posisinya yang berfokus pada bidang pengasuhan, siang dan malam Indrarto tak pernah alpa untuk terus menanamkan rasa tanggung jawab, integritas, kejujuran, dan sportivitas dalam karakter setiap praja yang diasuhnya.
Membaca buku ini akan menggugah perasaan untuk menjadi sosok yang senantiasa jujur dan lurus dalam menjalani tugas dan berkehidupan sosial.
aalfa.noia –
Buku karya Pak Indrarto dan Pak Jose Rizal ini sangat luar biasa. Mengungkap sisi dibalik layar sang IPDN, APDN, dan STPDN.
Dalam karya setebal 473 halaman ini; beliau berdua mampu menyajikan kisah yang menarik dan tentunya memiliki makna kehidupan yang mendalam. Bagaimana perjuangan hingga pengabdian seorang Abdi Negara.
Semoga para Abdi Negara di luar sana dapat meniru sosok yang disajikan dalam buku tersebut.
Sehat dan sukses selalu pak 🌹
Dibdas –
Buku ini mengajarkan banyak hal, terlebih bagi seorang ASN. Banyak pelajaran yang diambil dari buku sebagai pembelajaran dalam kehidupan.
Terima kasih kepada Bang Indharto dan Jose Rizal atas karya luar biasanya.
Buku dengan gaya penulisan yang khas, bahasa yang mudah dicerna dan dipahami, serta kosakata yang tidak begitu tinggi bagi seorang saya.
Sekali lagi terima kasih atas karya yang luar biasa ini.
Salam,
Dibdas (Pecandu Sastra)
Wasana Praja Rouffie –
Buku yang sangat inspiratif bagi siapa saja orang yang butuh sosok yang benar-benar menerapkan kata “integritas” didalam hidupnya. Dari penulisannya sendiri, buku ini punya nuansa perpaduan antara novel dan biografi yang dikemas dengan bahasa yang santai dan enjoy sehingga 500 halaman yang ada bisa dibaca tanpa terasa.
Buku ini sendiri spesial, apalagi bagi saya yang secara langsung berada di IPDN yang merupakan lembaga yang Pak In asuh dan kembangkan dari masih berupa APDN di Daerah hingga sampai saat ini sudah menjadi IPDN yang pusatnya ada di Jatinangor.
Buku ini diperuntukan bagi siapa saja yang ingin menjadi orang yang punya “integritas” dengan melihat kisah hidup dan pengalaman Pak Indrarto sebagai tokoh utama dalam buku ini, hanya saja memang sudut pandangnya diambil dari ASN yang lekat dengan istilah dan slogan integritas, namun sejatinya integritas itu sendiri dibutuhkan bagi siapa saja dan dibidang manapun, tidak terbatas pada ASN saja.
Terimakasih Kakanda Jose Rizal selaku penulis sekaligus senior saya dari STPDN 07 dan juga Terimakasih Pak In yang sudah menginspirasi banyak tokoh di IPDN sekarang ini yang meneruskan jalur dan kebaikan bapak sampai hari ini.
Ijin senior, Ijin meyampaikan salam hormat dan apresiasi setinggi – tingginya dari saya, Wasana Praja Rouffie, IPDN Angkatan 29
Semoga senantiasa dalam keberkahan dan selalu menginspirasi dimanapun berada. aamiin
Muhammad dzikri al-haq –
Buku sang guru pamong sangatlah heroik bagi saya, buku ini menceritakan seorang laki-laki yang bernama Indrarto, orang-orang memanggilnya pak in.
Sebenarnya awal² saya belum tertarik dengan buku sang guru pamong ini tapi semua itu hilang ketika saya di kasih hadiah oleh teman saya katanya buku ini sangat cocok bagi saya.
Dengan sedikit terpaksa tapi lama-lama menikmati alur cerita bukunya, jadilah saya terpesona dengan sosok pak in didalamnya.
Di ceritakan di buku ini sosok pak in yang memiliki integritas yang luar biasa, dan tak pernah takut untuk menjadi sosok pengasuh yang keras, tegas, dan penuh idealisme dalam menegakkan aturan. Meski tak disenangi atau dielu-elukan Praja (mahasiswa Sekolah Pamong Praja) adalah konsekuensinya.
“Mana mungkin aku bisa menjadi polisi yang bersih, bila mendapatkannya melalui cara-cara yang kotor? Bukankah kita tidak akan mendapatkan lantai yang bersih bila menggunakan sapu yang kotor” (Hal 63)
Ya, beliau bukan figur pengasuh yg ditakuti sekaligus disegani saat di kampus. Beliau adalah pengasuh yang sebaiknya dihindari, jangan sampai mendapatkan masalah hanya karena pertemuan sesaat dengan beliau di pinggir jalan.
Namun, ketika kaki-kaki ini telah beranjak meninggalkan kampus, justru figur beliaulah yang dirindukan. Justru cacian dan makian beliaulah yang dikenang dan masih jelas terngiang. Manisnya bibir dan baiknya perangai, akan lekang oleh masa.
“Kalian berasal dari rahim yang sama, yaitu Lembah Manglayang. Dalam perjalanan karir ada yang bagus, melejit, biasa-biasa saja, atau mandek, naik turun. Atau ada yang memilih keluar atau dikeluarkan dari PNS. Tapi ingat saya masih indrarto yang dulu. Yang melihat dan menghargai kalian dari jerih payah usaha sendiri, menegakkan nilai-nilai integritas. Oleh sebab itu junjung selalu marwah pamong praja di manapun saudara berada. Dan ingat, saya tidak pernah mengajarkan kalian berbuat curang, menghalalkan segala cara demi meraih apapun” (Hal 25)
Sebenarnya masih banyak kisah inspiratif yang dapat menggugah hati kalian semua wahai para pembaca, bisa kalian beli dan baca sendiri buku ini.
Semoga buku sang guru pamong bisa menjadi rujukan untuk melahirkan orang-orang yang berintegritas tinggi, loyal dan jujur dalam segala hal.
Muhammad dzikri al-haq –
Buku sang pamong sangatlah heroik bagi saya, buku ini menceritakan seorang laki-laki yang bernama Indrarto, orang-orang memanggilnya pak in.
Sebenarnya awal² saya belum tertarik dengan buku sang pamong ini tapi semua itu hilang ketika saya di kasih hadiah oleh teman saya katanya buku ini sangat cocok bagi saya.
Dengan sedikit terpaksa tapi lama-lama menikmati alur cerita bukunya, jadilah saya terpesona dengan sosok pak in didalamnya.
Di ceritakan di buku ini sosok pak in yang memiliki integritas yang luar biasa, dan tak pernah takut untuk menjadi sosok pengasuh yang keras, tegas, dan penuh idealisme dalam menegakkan aturan. Meski tak disenangi atau dielu-elukan Praja (mahasiswa Sekolah Pamong Praja) adalah konsekuensinya.
“Mana mungkin aku bisa menjadi polisi yang bersih, bila mendapatkannya melalui cara-cara yang kotor? Bukankah kita tidak akan mendapatkan lantai yang bersih bila menggunakan sapu yang kotor” (Hal 63)
Ya, beliau bukan figur pengasuh yg ditakuti sekaligus disegani saat di kampus. Beliau adalah pengasuh yang sebaiknya dihindari, jangan sampai mendapatkan masalah hanya karena pertemuan sesaat dengan beliau di pinggir jalan.
Namun, ketika kaki-kaki ini telah beranjak meninggalkan kampus, justru figur beliaulah yang dirindukan. Justru cacian dan makian beliaulah yang dikenang dan masih jelas terngiang. Manisnya bibir dan baiknya perangai, akan lekang oleh masa.
“Kalian berasal dari rahim yang sama, yaitu Lembah Manglayang. Dalam perjalanan karir ada yang bagus, melejit, biasa-biasa saja, atau mandek, naik turun. Atau ada yang memilih keluar atau dikeluarkan dari PNS. Tapi ingat saya masih indrarto yang dulu. Yang melihat dan menghargai kalian dari jerih payah usaha sendiri, menegakkan nilai-nilai integritas. Oleh sebab itu junjung selalu marwah pamong praja di manapun saudara berada. Dan ingat, saya tidak pernah mengajarkan kalian berbuat curang, menghalalkan segala cara demi meraih apapun” (Hal 25)
Sebenarnya masih banyak kisah inspiratif yang dapat menggugah hati kalian semua wahai para pembaca, bisa kalian beli dan baca sendiri buku ini.
Semoga buku sang pamong bisa menjadi rujukan untuk melahirkan orang-orang yang berintegritas tinggi, loyal dan jujur dalam segala hal.